Mengapa Realisasi Kinerja NPHR (Nett Plant Heat Rate) Pembangkit Lebih Tinggi dari Commisioning?
DUNIAPEMBANGKITLISTRIK.COM - NPHR (Nett Plant Heat Rate)
adalah suatu indeks kinerja pembangkit thermal yang menunjukkan efisiensi
pembangkit. Semakin rendah nilai NPHR maka semakin tinggi efisiensi pembangkit.
Lalu, pertanyaannya ialah mengapa realisasi kinerja NPHR bulanan lebih tinggi
daripada commisioning? Dan mengapa realisasi kinerja NPHR bulanan berbeda
dengan hasil performance test?
Perhitungan performance test menggunakan metide heat loss
sesuai dengan standar ASME PTC dengan nilai parameter yang banyak dan lebih
detail. Akurasi perhitungan dengan metode heat loss lebih baik dibandingkan
dengan metode input-output.
Pengambilan titik sampel batubara dan perhitunga akumulasi
nilai kalori batubara juga sangat berpengaruh pada perhitungan NPHR pada
realisasi kinerja operasi bulanan.
Pada umumnya peningkatan NPHR aktual dibandingkan pada saat
commisioning TMCR (Turbine Maximum Continues Rate) disebabkan oleh faktor
sebagai berikut :
Penurunan performa
unit
Performance test atau PT bulanan bermaksud untuk
membandingkan performa unit secara aktual pada saat TMCR (Turbine Maximum
Continues Rate) dengan commisioning.
Penurunan performa unit pada beban yang sama
pada saat commisioning TMCR (Turbine Maximum Continues Rate) disebabkan antara
lain sebagai berikut :
a. Usia Plant
Tentunya semakin tua usia suatu pembangkit maka akan
mengalami penurunan performa jika tidak ada langkah improvement yang dilakukan.
c. Kondisi peralatan
Apabila peralatan utama mengalami kegagalan fungsi total
(abnormal) maupun pasrsial maka akan mempengaruhi pola operasi dan NPHR (Nett
Plant Heat Rate).
d. Kualitas bahan bakar
Kualitas bahan bakar (batubara) pada PLTU sangat berpengaruh
pada efisiensi boiler. Terutama pada kandungan total moisture dan hidrogen pada
batubara sebagai penyumbang wet losses terbesar di boiler.
e. Perbedaan kondisi operasi
Variability losses
Kondisi unit beroperasi secara real time dengan bermacam
parameter operasi dan permasalahan peralatan yang berubah-ubah maka dapat
mengakibatkan perubahan pada NPHR (Nett Plant Heat Rate) pada beban yang sama.
Variability
losses disebabkan antara lain sebagai berikut :
a. Faktor cuaca
Perubahan cuaca seperti halnya temperatur air laut sangat
berpengaruh pada kinerja turbin heat rate. Adanya perubahan ambient temperature
dan relative humidity juga akan berpengaruh pada efisiensi boiler.
b. Konsistensi parameter operasi
Semua parameter operasi yang dapat mempengaruhi perubahan
NPHR disebut parameter kritis. Penting sekali bagi operator untuk konsisten
menjaga nilai parameter kritis sesuai baseline atau desain yang telah
ditentukan agar mendapatkan NPHR secara optimal.
Load dispatch losses
Karakteristik daripada kurva NPHR pada pembangkit thermal
yaitu jika semakin tinggi beban unit maka NPHR akan semakin menurun seperti
fungsi parabola polinominal orde 2 positif, sehingga unit akan memiliki nilai
NPHR terendah saat TMCR.
Load dispatch losses disebabkan antara lain :
a. Beban rendah atau parsial
Apabila pola pembebanan unit yang rendah maka akan berdampak
pada meningkatnya NPHR. Gross Output Factor (GOF) adalah suatu indikasi kinerja
operasi yang menunjukkan rata-rata pembebanan unit pada saat beroperasi.
Gross Output Factor rendah dapat disebabkan oleh adanya
keterbatasan kapasitas jaringan dan merit order pembangkit yang rendah.
b. Merit order
Merit order merupakan tingkat prioritas padasuatu pembangkit
untuk didispatch dalam suatu sistem. Merit order dipengaruhi dari faktor kurva
karakteristik NPHR serta harga bahan bakar, sehingga didapatkan kurva
increamental cost sebagai dasar acuan untuk menentukan merit order.
Pembangkit yang
peringkat merit order terendah diprioritaskan turun beban terlebih dahulu atau
naik beban paling akhir.
Belum ada Komentar untuk "Mengapa Realisasi Kinerja NPHR (Nett Plant Heat Rate) Pembangkit Lebih Tinggi dari Commisioning?"
Posting Komentar