Catatan Yang Perlu DIperhatikan Dalam Outage Dan Derating Pada Pembangkit Listrik
30 October 2018
Add Comment
DUNIA PEMBANGKIT LISTRIK - Pada kesempatan ini duniapembangkitlistrik.com akan membahas mengenai hal yang menjadi catatan outage dan derating pada pembangkit listrik. Baiklah, berikut pembahasannya. Selamat membaca.
CATATAN OUTAGE DAN DERATING
a. Outside Management Control Outages (OMC)
Ada sumber penyebab dari luar yang mengakibatkan unit pembangkit deratings atau outages. Yang termasuk penyebab outages tersebut (tetapi tidaklah terbatas pada) misalnya badai salju, angin topan, angin ribut, kualitas bahan bakar rendah, gangguan pasokan bahan bakar, dan lain lain. Daftar penyebab dan kode penyebabnya lihat pada Lampiran G-2. LAPORKAN SEMUA Peristiwa OMC ke P3B. Peristiwa tersebut tidak boleh digolongkan sebagai Reserve Shutdown (RS) atau peristiwa Noncurtailing (NC).
NERC mengijinkan kalkulasi peristiwa dengan dan tanpa Peristiwa OMC. Peristiwa yang disebabkan oleh OMC tidak diperhitungkan dalam setelmen.
b. Testing Terkait Outages
Pengujian On-line: Jika unit harus disinkron pada beban tertentu dalam rangka menguji performance terkait PO, MO, atau FO (FO1, FO2, FO3, SF), laporkan pengujian tersebut sebagai Planned Derating (PD), Maintenance Derating (MD), atau Derating tidak direncanakan (FD). Semua peristiwa tersebut berawal ketika pengujian mulai, dan berakhir ketika pengujian selesai. Laporkan semua produksi energi yang dihasilkan unit selama periode on-line testing tersebut.
Pengujian off-line: Laporkan pengujian terkait outage yang tidak sinkron sebagai bagian dari peristiwa outagenya. Outage berakhir ketika pengujian selesai dan unit telah sinkron atau pindah status lain.
Boleh melaporkan jenis pengujian ini terpisah dari peristiwa outagenya. Dalam hal ini, periode pengujian menjadi suatu peristiwa baru, outage berakhir ketika periode pengujian mulai. Peristiwa Pengujian berakhir ketika unit sinkron atau ditempatkan pada Status Unit yang lain.
c. Derating saat Unit Startup atau Shutdown
Tiap unit mempunyai waktu ”standar” atau ”normal” untuk mencapai beban penuh setelah atau dari keadaan outage. Jika suatu unit dalam proses start up dari kondisi outage ke tingkat beban penuh atau ke tingkat beban yang ditentukan sesuai periode yang “normal”, maka tidak ada derating pada unit pembangkit tersebut.
Jika unit memerlukan waktu lebih panjang dibanding waktu start up normal menuju beban penuh atau menuju beban yang ditentukan dispatcher, maka unit dianggap mengalami derating. Daya mampu unit pada akhir periode normal akan menentukan derate dan derate akan berlangsung sampai unit dapat mencapai kemampuan beban penuh atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Tidak ada derating untuk unit shutdown. Setiap unit perlu shutdown dengan aman, dengan mengurangi peralatan atau memperhatikan resiko keselamatan personil.
Beberapa shutdown dapat cepat seperti layaknya unit trip; yang lain bisa lebih lambat seperti turunnya unit menuju PO. Dalam kasus manapun, unit tidaklah derated.
d. Derating karena Pengaruh Lingkungan (Ambient-related Losses)
Derating karena kondisi lingkungan (kode penyebab 9660-OMC), dilaporkan sebagai peristiwa derating ke P3B.
e. Kebutuhan Pengaturan Sistem (Dispatch Requirement)
Unit pembangkit yang beroperasi dibawah DMN karena pengaturan sistem dikenal sebagai “load following”, baik unit Pembangkit yang diatur secara manual, governor free, maupun oleh LFC (Load frequency control) tidak dilaporkan ke P3B sebagai derating, dengan syarat:
- Daya mampu pembangkit dapat mencapai perintah dispatch LFC (untuk pembangkit yang bisa LFC dan diaktifkan)
- Daya mampu pembangkit dapat mencapai + 2,5% dari DMN dibandingkan dengan perintah dispatch (untuk pembangkit yang Governor Free nya diaktifkan)
- Daya mampu pembangkit dapat mencapai perintah dispatch (untuk pembangkit yang tidak bisa Governor Free/LFC).
Walaupun Load following tidak dilaporkan ke P3B sebagai derating, setiap pemeliharaan, pengujian, dan lain lain yang dilakukan sepanjang periode load following harus dilaporkan sebagai suatu peristiwa noncurtailing (NC).
f. Overlap Deratings
Deratings tumpang-tindih satu sama lain dalam waktu bersamaan. Derating-derating ini akan diperhitungkan secara aditip (kecuali yang tertutup dengan suatu outage atau derating yang lebih besar untuk jangka waktu keseluruhan mereka). Ini berarti derating pertama diasumsikan sebagai penyebab utama dari pengurangan beban sampai akhir atau sampai outage penuh mulai.
g. Derating yang Dominan
Tujuan Kode Derating yang Dominan untuk menandai derating yg mendominasi pada peristiwa Overlaping Deratings. Tandai derating yang dominan dengan ”D”, sehingga tidak akan terjadi pengurangan derating pada peristiwa tersebut. Statistik Unjuk kerja Unit tidak akan terpengaruh. Statistik Kode Penyebab akan jadi lebih akurat dengan jumlah pencatatan yang benar dan dampak yang mendominasi derating.
h. Deratings Bervariasi
Deratings dalam periode tertentu bisa berubah-ubah dengan penyebab yang sama. Laporan derating ini bisa dilaporkan dengan dua metoda :
- Laporkan sebagai derating baru setiap kemampuan unit berubah.
- Menentukan kemampuan unit rata-rata tersedia sepanjang deratings yang berbeda-beda dan hanya satu peristiwa rata-ratanya yang dilaporkan ke P3B.
Contoh Merata-ratakan Derating :
Unit 1000 MW mengalami derating, disebabkan oleh hambatan emisi selama 10 hari (240 jam). Selama periode ini, besarnya derating bervariasi sebagai berikut:
1) 30 MW selama 40 jam; 2) 50 MW selama 10 jam; 3) 20 MW selama 110 jam; dan 4) 40 MW selama 80 jam. Sepanjang waktu ini, unit juga mengalami peristiwa outage tidak direncanakan FO1 selama 90 jam dan mengalami Reserve Shutdown (RS) selama 20 jam.
Total MWH yang hilang pada setiap tingkatan derating dihitung dan dijumlahkan = (40 jam x 30 MW) + (10 jam x 50 MW) + (110 jam x 20 MW)+ (80 jam x 40 MW) = 7100 MWH.
Rata-rata MW yang hilang selama 10 hari adalah total MWH yang hilang dibagi dengan banyaknya jam keseluruhan periode derating: 7100/240 = 30 MW.
Jadi, kemampuan unit selama 10 hari derating = 1000 MW – 30 MW= 970 MW.
i. Force Majeure Outage (FMO)
yaitu keluarnya Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati Penjual dan Pembeli.
j. Force Majeure Derating
yaitu penurunan kemampuan Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati Penjual dan Pembeli.
Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau sama dengan 98% (sembilan puluh delapan persen) dari DMN Pembangkit dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus.
Apabila diminta oleh Dispatcher P3B JB BOPS atau APB untuk mencapai tingkat pembebanan tertentu, dan pembebanan Pembangkit aktual mencapai tingkat pembebanan tersebut dengan rentang -2% (minus dua persen) dari DMN dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus. Dengan demikian, apabila tingkat pembebanan Pembangkit aktual lebih kecil dari tingkat pembebanan yang diminta oleh Dispatcher P3B JB BOPS atau APB dikurangi 2% (dua persen) DMN, maka Pembangkit dianggap mengalami derating sebesar DMN dikurangi tingkat pembebanan aktualnya.
Dalam hal permintaan PO/MO yang sudah terjadwal ditunda karena kebutuhan sistem sehingga menyebakan FO atau FD maka kondisi tersebut dikategorikan FO OMC atau FD OMC, jika penyebabnya adalah komponen/system yang akan akan dilakukan PO/MO.
Demikian pembahasan mengenai catatan dalam outage dan derating yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

CATATAN OUTAGE DAN DERATING
a. Outside Management Control Outages (OMC)
Ada sumber penyebab dari luar yang mengakibatkan unit pembangkit deratings atau outages. Yang termasuk penyebab outages tersebut (tetapi tidaklah terbatas pada) misalnya badai salju, angin topan, angin ribut, kualitas bahan bakar rendah, gangguan pasokan bahan bakar, dan lain lain. Daftar penyebab dan kode penyebabnya lihat pada Lampiran G-2. LAPORKAN SEMUA Peristiwa OMC ke P3B. Peristiwa tersebut tidak boleh digolongkan sebagai Reserve Shutdown (RS) atau peristiwa Noncurtailing (NC).
NERC mengijinkan kalkulasi peristiwa dengan dan tanpa Peristiwa OMC. Peristiwa yang disebabkan oleh OMC tidak diperhitungkan dalam setelmen.
b. Testing Terkait Outages
Pengujian On-line: Jika unit harus disinkron pada beban tertentu dalam rangka menguji performance terkait PO, MO, atau FO (FO1, FO2, FO3, SF), laporkan pengujian tersebut sebagai Planned Derating (PD), Maintenance Derating (MD), atau Derating tidak direncanakan (FD). Semua peristiwa tersebut berawal ketika pengujian mulai, dan berakhir ketika pengujian selesai. Laporkan semua produksi energi yang dihasilkan unit selama periode on-line testing tersebut.
Pengujian off-line: Laporkan pengujian terkait outage yang tidak sinkron sebagai bagian dari peristiwa outagenya. Outage berakhir ketika pengujian selesai dan unit telah sinkron atau pindah status lain.
Boleh melaporkan jenis pengujian ini terpisah dari peristiwa outagenya. Dalam hal ini, periode pengujian menjadi suatu peristiwa baru, outage berakhir ketika periode pengujian mulai. Peristiwa Pengujian berakhir ketika unit sinkron atau ditempatkan pada Status Unit yang lain.
c. Derating saat Unit Startup atau Shutdown
Tiap unit mempunyai waktu ”standar” atau ”normal” untuk mencapai beban penuh setelah atau dari keadaan outage. Jika suatu unit dalam proses start up dari kondisi outage ke tingkat beban penuh atau ke tingkat beban yang ditentukan sesuai periode yang “normal”, maka tidak ada derating pada unit pembangkit tersebut.
Jika unit memerlukan waktu lebih panjang dibanding waktu start up normal menuju beban penuh atau menuju beban yang ditentukan dispatcher, maka unit dianggap mengalami derating. Daya mampu unit pada akhir periode normal akan menentukan derate dan derate akan berlangsung sampai unit dapat mencapai kemampuan beban penuh atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Tidak ada derating untuk unit shutdown. Setiap unit perlu shutdown dengan aman, dengan mengurangi peralatan atau memperhatikan resiko keselamatan personil.
Beberapa shutdown dapat cepat seperti layaknya unit trip; yang lain bisa lebih lambat seperti turunnya unit menuju PO. Dalam kasus manapun, unit tidaklah derated.
d. Derating karena Pengaruh Lingkungan (Ambient-related Losses)
Derating karena kondisi lingkungan (kode penyebab 9660-OMC), dilaporkan sebagai peristiwa derating ke P3B.
e. Kebutuhan Pengaturan Sistem (Dispatch Requirement)
Unit pembangkit yang beroperasi dibawah DMN karena pengaturan sistem dikenal sebagai “load following”, baik unit Pembangkit yang diatur secara manual, governor free, maupun oleh LFC (Load frequency control) tidak dilaporkan ke P3B sebagai derating, dengan syarat:
- Daya mampu pembangkit dapat mencapai perintah dispatch LFC (untuk pembangkit yang bisa LFC dan diaktifkan)
- Daya mampu pembangkit dapat mencapai + 2,5% dari DMN dibandingkan dengan perintah dispatch (untuk pembangkit yang Governor Free nya diaktifkan)
- Daya mampu pembangkit dapat mencapai perintah dispatch (untuk pembangkit yang tidak bisa Governor Free/LFC).
Walaupun Load following tidak dilaporkan ke P3B sebagai derating, setiap pemeliharaan, pengujian, dan lain lain yang dilakukan sepanjang periode load following harus dilaporkan sebagai suatu peristiwa noncurtailing (NC).
f. Overlap Deratings
Deratings tumpang-tindih satu sama lain dalam waktu bersamaan. Derating-derating ini akan diperhitungkan secara aditip (kecuali yang tertutup dengan suatu outage atau derating yang lebih besar untuk jangka waktu keseluruhan mereka). Ini berarti derating pertama diasumsikan sebagai penyebab utama dari pengurangan beban sampai akhir atau sampai outage penuh mulai.
g. Derating yang Dominan
Tujuan Kode Derating yang Dominan untuk menandai derating yg mendominasi pada peristiwa Overlaping Deratings. Tandai derating yang dominan dengan ”D”, sehingga tidak akan terjadi pengurangan derating pada peristiwa tersebut. Statistik Unjuk kerja Unit tidak akan terpengaruh. Statistik Kode Penyebab akan jadi lebih akurat dengan jumlah pencatatan yang benar dan dampak yang mendominasi derating.
h. Deratings Bervariasi
Deratings dalam periode tertentu bisa berubah-ubah dengan penyebab yang sama. Laporan derating ini bisa dilaporkan dengan dua metoda :
- Laporkan sebagai derating baru setiap kemampuan unit berubah.
- Menentukan kemampuan unit rata-rata tersedia sepanjang deratings yang berbeda-beda dan hanya satu peristiwa rata-ratanya yang dilaporkan ke P3B.
Baca juga : Sensor - Sensor Pada Coal Feeder
Contoh Merata-ratakan Derating :
Unit 1000 MW mengalami derating, disebabkan oleh hambatan emisi selama 10 hari (240 jam). Selama periode ini, besarnya derating bervariasi sebagai berikut:
1) 30 MW selama 40 jam; 2) 50 MW selama 10 jam; 3) 20 MW selama 110 jam; dan 4) 40 MW selama 80 jam. Sepanjang waktu ini, unit juga mengalami peristiwa outage tidak direncanakan FO1 selama 90 jam dan mengalami Reserve Shutdown (RS) selama 20 jam.
Total MWH yang hilang pada setiap tingkatan derating dihitung dan dijumlahkan = (40 jam x 30 MW) + (10 jam x 50 MW) + (110 jam x 20 MW)+ (80 jam x 40 MW) = 7100 MWH.
Rata-rata MW yang hilang selama 10 hari adalah total MWH yang hilang dibagi dengan banyaknya jam keseluruhan periode derating: 7100/240 = 30 MW.
Jadi, kemampuan unit selama 10 hari derating = 1000 MW – 30 MW= 970 MW.
i. Force Majeure Outage (FMO)
yaitu keluarnya Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati Penjual dan Pembeli.
j. Force Majeure Derating
yaitu penurunan kemampuan Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati Penjual dan Pembeli.
Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau sama dengan 98% (sembilan puluh delapan persen) dari DMN Pembangkit dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus.
Apabila diminta oleh Dispatcher P3B JB BOPS atau APB untuk mencapai tingkat pembebanan tertentu, dan pembebanan Pembangkit aktual mencapai tingkat pembebanan tersebut dengan rentang -2% (minus dua persen) dari DMN dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus. Dengan demikian, apabila tingkat pembebanan Pembangkit aktual lebih kecil dari tingkat pembebanan yang diminta oleh Dispatcher P3B JB BOPS atau APB dikurangi 2% (dua persen) DMN, maka Pembangkit dianggap mengalami derating sebesar DMN dikurangi tingkat pembebanan aktualnya.
Dalam hal permintaan PO/MO yang sudah terjadwal ditunda karena kebutuhan sistem sehingga menyebakan FO atau FD maka kondisi tersebut dikategorikan FO OMC atau FD OMC, jika penyebabnya adalah komponen/system yang akan akan dilakukan PO/MO.
Demikian pembahasan mengenai catatan dalam outage dan derating yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Catatan Yang Perlu DIperhatikan Dalam Outage Dan Derating Pada Pembangkit Listrik"
Post a Comment