Prosedur Pengoperasian Boiler Pada PLTU
DUNIA PEMBANGKIT LISTRIK - Berjumpa lagi ya. Semoga para pembaca dalam keadaan sehat. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas dan sharing mengenai pengoperasian boiler pada PLTU. Tidak perlu panjang lebar, berikut penjelasannya simak secara seksama. Selamat membaca.
Apabila ada pertanyaan ataupun saran dan kritik Anda bisa menyampaikan dihalaman HUBUNGI KAMI atau bisa klik disini
PENGOPERASIAN BOILER
1. PERSIAPAN
Pemeriksaan
Sebelum
mengoperasikan Boiler semua peralatan atau bagian peralatan utama yang
diisolasi (diblokir) harus dibebaskan. Operator bertanggung jawab untuk
mengecek apakah unit dalam keadaan siap untuk dioperasikan, dan melakukan
pemeriksaan semua peralatan. Semua peralatan pemadam kebakaran yang meliputi detektor,
tegangan, alat pemadam, dan pompa dalam
keadaan siap dan posisi auto. Secara
umum pemeriksaan sebelum start pada Boiler meliputi
Semua pintu masuk man hole dan access door telah pada posisi yang benar :
- Semua katup
sudah bebas untuk dioperasikan, baik secara manual (lokal) atau secara remote
(jarak jauh) dan dalam posisi yang benar untuk start.
- Semua pasok
pneumatic (udara) dan hydrolik (minyak) untuk
mengoperasikan katup dan damper
tersedia.
- Semua damper
dapat dioperasikan dari remote secara tepat dan penunjukkan di kontrol room
sesuai dengan penunjukkan sebenarnya di lokal.
- Semua bagian unit yang lain, seperti switch gear, atau selector switch dalam posisi remote.
- Pelumasan
untuk semua bagian yang bergerak atau berputar, telah siap
- Minyak untuk penyala awal telah disirkulasikan dalam saluran utamanya
- Pasok untuk burner minyak dan penyala
(tegangan listrik, udara/uap atomisasi dan gas/HSD), telah tersedia.
- Semua
penghalang seperti tangga, ladder dan sebagainya harus disingkirkan dan saluran
bagian unit telah dibersihkan.
2. PERSIAPAN START BOILER
Sistem bahan bakar minyak
Minyak HSD digunakan untuk penyalaan dan stabilisasi
pembakaran, sedang minyak residu sebagai bahan bakar utama atau cadangan pada
Boiler batubara. Peralatan sistem bahan bakar minyak HSD, terdiri dari bunker,
pompa, katup pengatur (CV), dan ignitor (burner HSD).
Persiapan operasi peralatan bahan bakar HSD antara
lain:
1. Periksa level
bunker HSD
2. Periksa jalur dari bunker
hingga ignitor
3. Periksa pompa
4. Periksa
katup pengatur tekanan
5. Periksa sistem
resirkulasi.
Bahan bakar HSD digunakan untuk penyalaan awal dan
menaikkan tekanan pada saat start dingin. Penyalaan dapat dilakukan apabila
Boiler telah di bilas (purging) udara untuk penyalaan dapat dari FD fan atau
dari kompresor. Biasanya aliran minyak HDS tidak dapat diatur, jadi mengatur pembakarannya dengan menambah atau
mengurangi jumlah, ignitor
Persiapan operasi peralatan Bahan Bakar Residu Bahan bakar residu baru dapat diatomisasi
setelah dipanaskan. Oleh karena itu
pembakaran residu harus menunggu tersedianya uap pemanas peralatan didalam
sistem bahan bakar residu antara lain :
- Bunker persediaan
dan harian
- Pompa pemindah dan
pompa residu
- Pemanas (oil heater)
- Katup pengatur
- Burner residu
Persiapan operasi peralatan Bahan Bakar MFO :
1. Isi
tangki harian dengan pompa pemindah
hingga level cukup
2. Start pompa
residu
3. Operasikan pemanas minyak
4. Resirkulasi minyak untuk
menaikkan temperatur
5. Operasikan alat
atomisas, bila tersedia
6. Buka
trip valve setelah temperaturnya tercapai
7. Atur aliran sesuai kebutuhan.
Bila minyak residu sebagai bahan bakar utama, maka persediaan di tangki
harus cukup. Bahan bahan bakar residu
dioperasikan bila tekanan Boiler telah cukup dan tersedia uap untuk
pemanas residu. Bila minyak residu sebagai bahan bakar cadangan, maka
dioperasikan hanya bila bahan bakar
utama terganggu atau sebab-sebab lain.
Pengaturan aliran minyak residu ada yang berada pada sisi masuk burner,
ada pula yang berada pada sisi keluar burner (return valve).
Tekanan minyak harus diatur
diatas batas minimum, karena dapat
menimbulkan gangguan pada
atomisasi. Faktor yang banyak mengganggu pengoperasian minyak residu
adalah adanya air dan kekotorannya. Oleh
karena itu saringan sisi masuk pompa harus selalu dicek untuk mencegah
terganggunya pengoperasian sistem bahan bakar residu. Bunker minyak juga harus
didrain secara berkala untuk membuang air yang ada di dalam minyak.
Pengisian boiler
Dalam kondisi dingin dan tidak bertekanan ada dua cara
untuk mengisi air ke Boiler yaitu :
1. Lewat jalur air pengisi
2. Melalui
jalur khusus menggunakan pompa filling up (pengisi bantu) Apabila pengisian dilakukan melalui jalur air
pengisi, maka urutannya adalah :
- Isi hotwell kondensor dengan pompa make up atau katup make up
- Isi tangki deaerator dengan pompa
kondensat
- Isi drum Boiler dengan pompa
air pengisi
Sebelum mengisikan air ke drum Boiler harus dipastikan
bahwa katup venting drum terbuka dan katup blow down tertutup. Mengisi hotwell
kondensor dengan cara membuka katup atau pompa (bila tersedia) air penambah.
Setelah level hotwell cukup, jalankan pompa kondensat untuk mengisi deaerator.
Atur alirannya sesuai persediaan air di hotwell.
Apabila level deaerator sudah cukup, isi drum Boiler
secara berlahan-lahan dengan menjalankan
pompa air pengisi. Atur aliran hingga level air di atas batas minimum dan di
bawah level kerja normal. Hal ini
bertujuan untuk menghindari pembuangan antara Boiler pada saat temperatur air naik. Apabila level ini tercapai pompa air pengisi
dapat dimatikan. Pengisian dengan pompa
pengisi bantu, yaitu mengisi air dari tangki air penambah langsung ke drum
Boiler. Pompa pengisi bantu kapasitasnya kecil dan tidak dilengkapi katup
pengatur lihat gambar . Sistem pengisian
cara ini hanya boleh dilakukan pada kondisi
Boiler dingin dan tidak bertekanan. Penunjukkan level air di drum pada
gelas duga harus dipastikan kebenarannya dengan membuka dan menutup katup
drain. Bila level bergerak lambat, cari penyebabnya.
3. PENGOPERASIAN
Pengoperasian fan dan purge
Persyaratan umum untuk menjalankan fan adalah menutup
sisi hisapnya. Bila Boiler tidak dilengkapi ID fan, maka FD fan dijalankan
setelah pemanas udara. Tetapi bila dilengkapi ID fan, ID fan lebih dahulu
dijalankan, kemudian FD fan. Setelah fan start dan putaran sudah stabil, buka
damper pengatur perlahan-lahan untuk mengatur aliran udara. Aliran udara untuk
start (purging) Boiler minimum 30% beban penuh. Urutan pengoperasian fan pada Boiler
batubara adalah :
- Start ID fan,
tunggu hingga putaran normal (stabil)
- Start FD fan, tunggu hingga putaran normal (stabil)
- Atur tekanan ruang bakar hingga - 10mm ka dan
aliran udara di atas 30% beban penuh
- Start gas resirkulasi fan
- Buka
semua damper
Purge (Pembilasan). Sebelum melakukan penyalaan awal Boiler harus di-purge. Tujuan dari
purge adalah untuk membuang gas yang dapat terbakar (combustible) dari dalam
Boiler. Gas yang dapat terbakar berada di dalam Boiler berasal dari bahan bakar
yang tidak terbakar. Ketika Boiler beroperasi selalu ada resiko masuknya bahan
bakar yang tidak terbakar kedalam Boiler.
Lama purging berkisar antara 3 ~ 5 menit. Selain pada saat start Boiler, pada waktu
shut-down dan trip, Boiler juga harus di-purge. Cara melakukan purge adalah
mengalirkan udara di Boiler dengan aliran
di atas 30% dan membuka semua damper laluan udara dan gas.
Beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebelum
Boiler di-purge adalah :
1. Aliran udara
di atas 30%
2. Katup trip (penutup cepat)
bahan bakar tertutup
3. Semua damper udara
dan gas terbuka
4. Level air di drum di
atas minimum
Setelah purge selesai, penyalaan harus segera
dilakukan. Hal ini untuk mencegah masukknya gas yang dapat terbakar di dalam
Boiler.
Penyalaan dan penaikan temperatur
Untuk melakukan penyalaan maka harus disiapkan :
1. Bahan bakar
untuk penyala (gas LPG atau minyak HSD), cukup tersedia.
2. Damper udara dalam posisi untuk penyalaan
3. Tekanan uap atau udara untuk atomisasi
cukup
4. Elektrode untuk busi dalam keadaan bersih
5. Flame detector terpasang dan stand by
6. Tekanan bahan bakar untuk penyala cukup
7. Ignitor terpasang dan siap
Apabila purge telah selesai maka penyalaan dapat
dilakukan dengan membuka katup penutup cepat bahan bakar, dan meng-on-kan ignitor. Begitu ada
sinyal start, maka :
- Ignitor gun
masuk ke ruang bakar
- Ignitor on (busi mengeluarkan bunga api)
- Katup uap atau udara atomisasi terbuka
- Katup minyak atau gas penyala terbuka
Tetapi bila sistem penyala menggunakan oil torch, dan
burner HSD, maka setelah menyulut burner HSD, oil torch mati dan akan mundur
(retract). Jika nyala api yang ditangkap oleh flame detector memuaskan, maka
penyalaan berlangsung terus. Jika nyala api yang ditangkap tidak memuaskan,
maka ignitor trip (katup bahan bakar dan atomisasi tertutup, busi mati). Pada saat pembakaran awal, pastikan bahwa
pembakaran terjadi dengan baik, tidak ada bahan bakar yang tidak terbakar masuk
ke ruang bakar. Bentuk nyala api harus diperhatikan, tidak terlalu panjang atau
tidak terlalu lebar yang dapat menyentuh dinding ruang bakar. Proses pemanasan
pada Boiler harus bertahap dengan kenaikan temperatur uap yang terkontrol.
Temperatur metal Boiler (superheater) harus secara kontinyu dipantau dan
dipertahankan pada Batas-batas yang diijinkan. Temperatur metal, reheater juga
harus diamati karena belum ada aliran uap masuk turbin. Atur
kenaikan temperatur uap dengan mengatur aliran bahan bakar dan udara serta
pembukaan drain atau blow down.
Perbedaan temperatur metal drum juga harus diamati secara seksama.
Pengaturan kenaikan tekanan dan temperatur Boiler dilakukan dengan mengatur pembakaran
(aliran bahan bakar) dan banyaknya burner yang dioperasikan.
Bila pemanas udara dilengkapi dengan
by-pass, buka damper (tingkap) nya dan tutup tingkap sisi masuk pemanas udara,
sampai temperatur sisi dingin pemanas mencapai sekitar 1050C. Setelah itu tutup
by-pass dan buka tingkap sisi masuk.
Bila tekanan Boiler telah mencapai 2 bar dan diperkirakan seluruh udara
telah dikeluarkan, katup venting drum dapat ditutup, selanjutnya kenaikan
tekanan dan temperatur dapat diatur dengan mengatur pembakaran katup blow-down dan drain.
Pengisian pipa udara uap panas
Bila terdapat akumulasi air pada dasar pipa uap dan
air tersebut tidak di-drain, maka begitu uap dialirkan ke pipa tersebut akan
terbentuk gelombang (riak) air. Karena kecepatan uap tinggi maka riak airnya
bergerak dengan kecepatan yang sama dengan air. Bila air tersebut menjumpai penghalang atau
hambatan, seperti belokan, ia akan membentur dan berbalik tetapi uapnya tidak.
Timbul gelombang-gelombang pendek yang menyebabkan water hammer dan dapat
menyebabkan kerusakan.
Untuk menghindari
terjadinya water hammer, sebelum mengisi (mengalirkan) uap pada pipa yang lebih
dingin, maka:
1. Buka katup drain
2. Buka sedikit
katup untuk pemanasan atau bila tersedia by-pass, buka katup by- passnya
sementara katup utama tetap dalam posisi tertutup
3. Bila air
telah keluar semua dari pipa tutup katup drain
4. Tunggu
hingga, temperatur dan tekanan sesudah katup mendekati sama dengan temperatur
dan tekanan sebelum katup
5. Buka penuh
katup utama
Bila dilengkapi by-pass
buka penuh katup utama dan tutup katup by-passnya. Bila saluran tersebut
dilengkapi dengan katup venting, maka buka venting pada saat pemanasan, bila
udara telah keluar semua, tutup kembali venting tersebut. Bila pipa yang akan
dialiri uap sudah panas dan temperaturnya di atas temperatur jenuh sehingga
tidak mungkin terjadi kondensasi, maka saat mengalirkan uap, katup drain tidak
perlu dibuka.
Prosedur di atas sekaligus
juga mencegah terjadinya thermal stress karena perbedaan tekanan dan temperatur
sebelum dan sesudah katup. Thermal stress
mengakibatkan packing flange rusak apabila sangat kuat dapat menyebabkan
pipa retak bahkan pecah.
Demikianlah penjelasan mengenai prosedur pengoperasian boiler pada PLTU. Semoga bermanfaat. Baca juga : Bagian - Bagian Yang Mempengaruhi Efisiensi Pada Boiler
Belum ada Komentar untuk "Prosedur Pengoperasian Boiler Pada PLTU"
Posting Komentar